Pekanbaru, Mediacenter - Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Pelalawan Hendry Gunawan, AP diwakili oleh Pranata Komputer Ahli Muda Rifki Achmad, S.Kom., M.TI didampingi staf menghadiri seminar hasil studi (assessment) komite gender di industri kelapa sawit Kabupaten Siak dan Pelalawan. Seminar ini dilaksanakan di gedung LPPM (Lembaga Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat) Universitas Riau Kampus Bina Widya Pekanbaru, Kamis (25/08/2022).
Seminar yang bertema "Mendorong Kesetaraan Gender dan Komite Gender di Industri Kelapa Sawit di Kabupaten Siak dan Pelalawan" merupakan hasil assessment keberadaan komite gender yang telah dilakukan pada bulan Juli - Agustus Tahun 2022 oleh ibu Risdayati selaku Dosen Sosiologi FISIP Universitas Riau dan dianggap perlu disosialisasikan untuk mendapatkan masukan.
Program Lanskap Siak-Pelalawan didirikan untuk mendukung inisiatif dan kerangka kerja yang telah ada dan baru dalam mencapai tujuan menuju produksi minyak sawit berkelanjutan. Sebagai bagian dari pelaksanaan Siak Pelalawan Landscape Programme (SPLP) dalam mendukung Program Siak Kabupaten Hijau di Kabupaten Siak dan Program Rencana Aksi Perkebunan Kelapa Sawit Berkelanjutan di Kabupaten Pelalawan, CORE (Consortium of Resource Experts) yang terdiri dari Daemeter dan Proforest bekerjasama dengan CNV-I, melaksanakan program dialog sosial di sektor kelapa sawit di Kabupaten Siak dan Pelalawan.
Berdasarkan hasil pemetaan dialog sosial pada industri kelapa sawit di Kabupaten Siak dan Pelalawan pada Tahun 2021, bahwa isu kesetaraan gender menjadi salah satu prioritas rencana kerja untuk program penguatan dialog sosial di industri kelapa sawit di Kabupaten Siak dan Pelalawan tahun 2022.
Intan Ningsih mewakili Proforest dalam sosialisasi komite gender ini menyampaikan bahwa banyak sekali diskriminasi gender pada perempuan yang bekerja di industri kelapa sawit. Di antaranya yaitu kondisi kerja buruh laki-laki dan buruh perempuan di perkebunan kelapa sawit nyaris serupa tapi nasib mereka jauh berbeda, upah dan target pekerjaan yang mereka terima tidaklah sesuai. Tenaga kerja perempuan direpresentasikan sebagai pekerja lepas yang membatasi akses mereka terhadap hak-hak pekerja yang menyebabkan pekerja lepas perempuan tidak mendapatkan manfaat seperti jaminan sosial seperti asuransi dan kesehatan, cuti hamil dan perlindungan terhadap diskriminasi.
Salah satu upaya untuk memperjuangkan kesetaraan gender di bidang kelapa sawit yaitu dengan membuat komite gender pada setiap perusahaan kelapa sawit. Terlebih, saat ini keberadaan komite gender dalam sebuah perusahaan kelapa sawit juga merupakan prasyaarat bagi perusahaan kelapa sawit yang ingin mendapatkan sertifikat RSPO (Roundtable On Sustainable Palm Oil). Maka hasil assessment yang telah dilakukan akan disosialisasikan untuk mendapatkan masukan dari para pemangku kepentingan utama.
Berkaitan dengan hal tersebut, maka diperlukan juga lokakarya untuk menyusun modul pelatihan kesetaraan gender yang akan dilaksanakan pada bulan September mendatang. Modul yang akan disusun tersebut akan didasarkan pada temuan dan rekomendasi hasil assessment.
Hadir dalam kegiatan ini Risdayati (Konsultan Assessment) sebagai pembicara, Intan Ningsih dari Proforest, Ema Liliefna (Komite Kesetaraan KSBSI) – Hukatan Jakarta, Dr. Umi Oktyari Retnaningsih, MA sebagai Gender Focal Point PIU-AKSI Universitas Riau, Marianto perwakilan Gapki Riau, OPD terkait dari Provinsi Riau, Kabupaten Siak dan Kabupaten Pelalawan, perwakilan dari beberapa perusahaan sawit, perwakilan buruh, dan para tamu undangan.